Rabu, 11 Desember 2013

"Kisah Mualaf Seorang Anak Kecil"

Rasulullah saw bersabda: ”Setiap bayi yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari)
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.
Alexander Pertz dilahirkan dari kedua orang tua Nasrani pada tahun 1990 M. Sejak awal ibunya telah memutuskan untuk membiarkannya memilih agamanya jauh dari pengaruh keluarga atau masyarakat. Begitu dia bisa membaca dan menulis maka ibunya menghadirkan untuknya buku-buku agama dari seluruh agama, baik agama langit atau agama bumi. Setelah membaca dengan mendalam, Alexander memutuskan untuk menjadi seorang muslim. Padahal ia tak pernah bertemu muslim seorangpun.
Dia sangat cinta dengan agama ini sampai pada tingkatan dia mempelajari sholat, dan mengerti banyak hukum-hukum syar’i, membaca sejarah Islam, mempelajari banyak kalimat bahasa Arab, menghafal sebagian surat, dan belajar adzan.
Semua itu tanpa bertemu dengan seorang muslimpun. Berdasarkan bacaan-bacaan tersebut dia memutuskan untuk mengganti namanya yaitu Muhammad ’Abdullah, dengan tujuan agar mendapatkan keberkahan Rasulullah saw yang dia cintai sejak masih kecil.
Salah seorang wartawan muslim menemuinya dan bertanya pada bocah tersebut. Namun, sebelum wartawan tersebut bertanya kepadanya, bocah tersebut bertanya kepada wartawan itu, ”Apakah engkau seorang yang hafal Al Quran ?”
Wartawan itu berkata: ”Tidak”. Namun sang wartawan dapat merasakan kekecewaan anak itu atas jawabannya.
Bocah itu kembali berkata , ”Akan tetapi engkau adalah seorang muslim, dan mengerti bahasa Arab, bukankah demikian ?”. Dia menghujani wartawan itu dengan banyak pertanyaan. ”Apakah engkau telah menunaikan ibadah haji ? Apakah engkau telah menunaikan ’umrah ? Bagaimana engkau bisa mendapatkan pakaian ihram ? Apakah pakaian ihram tersebut mahal ? Apakah mungkin aku membelinya di sini, ataukah mereka hanya menjualnya di Arab Saudi saja ? Kesulitan apa sajakah yang engkau alami, dengan keberadaanmu sebagai seorang muslim di komunitas yang bukan Islami ?”
Setelah wartawan itu menjawab sebisanya, anak itu kembali berbicara dan menceritakan tentang beberapa hal berkenaan dengan kawan-kawannya, atau gurunya, sesuatu yang berkenaan dengan makan atau minumnya, peci putih yang dikenakannya, ghutrah (surban) yang dia lingkarkan di kepalanya dengan model Yaman, atau berdirinya di kebun umum untuk mengumandangkan adzan sebelum dia sholat. Kemudian ia berkata dengan penuh penyesalan, ”Terkadang aku kehilangan sebagian sholat karena ketidaktahuanku tentang waktu-waktu sholat.”
Kemudian wartawan itu bertanya pada sang bocah, ”Apa yang membuatmu tertarik pada Islam ? Mengapa engkau memilih Islam, tidak yang lain saja ?” Dia diam sesaat kemudian menjawab.
Bocah itu diam sesaat dan kemudian menjawab, ”Aku tidak tahu, segala yang aku ketahui adalah dari yang aku baca tentangnya, dan setiap kali aku menambah bacaanku, maka semakin banyak kecintaanku”.
Wartawab bertanya kembali, ”Apakah engkau telah puasa Ramadhan ?”
Muhammad tersenyum sambil menjawab, ”Ya, aku telah puasa Ramadhan yang lalu secara sempurna. Alhamdulillah, dan itu adalah pertama kalinya aku berpuasa di dalamnya. Dulunya sulit, terlebih pada hari-hari pertama”. Kemudian dia meneruskan : ”Ayahku telah menakutiku bahwa aku tidak akan mampu berpuasa, akan tetapi aku berpuasa dan tidak mempercayai hal tersebut”.
”Apakah cita-citamu ?” tanya wartawan
Dengan cepat Muhammad menjawab, ”Aku memiliki banyak cita-cita. Aku berkeinginan untuk pergi ke Makkah dan mencium Hajar Aswad”.
”Sungguh aku perhatikan bahwa keinginanmu untuk menunaikan ibadah haji adalah sangat besar. Adakah penyebab hal tersebut ?” tanya wartawan lagi.
Ibu Muhamad untuk pertama kalinya ikut angkat bicara, dia berkata : ”Sesungguhnya gambar Ka’bah telah memenuhi kamarnya, sebagian manusia menyangka bahwa apa yang dia lewati pada saat sekarang hanyalah semacam khayalan, semacam angan yang akan berhenti pada suatu hari. Akan tetapi mereka tidak mengetahui bahwa dia tidak hanya sekedar serius, melainkan mengimaninya dengan sangat dalam sampai pada tingkatan yang tidak bisa dirasakan oleh orang lain”.
Tampaklah senyuman di wajah Muhammad ’Abdullah, dia melihat ibunya membelanya. Kemudian dia memberikan keterangan kepada ibunya tentang thawaf di sekitar Ka’bah, dan bagaimanakah haji sebagai sebuah lambang persamaan antar sesama manusia sebagaimana Tuhan telah menciptakan mereka tanpa memandang perbedaan warna kulit, bangsa, kaya, atau miskin.
Kemudian Muhammad meneruskan, ”Sesungguhnya aku berusaha mengumpulkan sisa dari uang sakuku setiap minggunya agar aku bisa pergi ke Makkah Al-Mukarramah pada suatu hari. Aku telah mendengar bahwa perjalanan ke sana membutuhkan biaya 4 ribu dollar, dan sekarang aku mempunyai 300 dollar.”
Ibunya menimpalinya seraya berkata untuk berusaha menghilangkan kesan keteledorannya, ”Aku sama sekali tidak keberatan dan menghalanginya pergi ke Makkah, akan tetapi kami tidak memiliki cukup uang untuk mengirimnya dalam waktu dekat ini.”
”Apakah cita-citamu yang lain ?” tanya wartawan.
“Aku bercita-cita agar Palestina kembali ke tangan kaum muslimin. Ini adalah bumi mereka yang dicuri oleh orang-orang Israel (Yahudi) dari mereka.” jawab Muhammad
Ibunya melihat kepadanya dengan penuh keheranan. Maka diapun memberikan isyarat bahwa sebelumnya telah terjadi perdebatan antara dia dengan ibunya sekitar tema ini.
Muhammad berkata, ”Ibu, engkau belum membaca sejarah, bacalah sejarah, sungguh benar-benar telah terjadi perampasan terhadap Palestina.”
”Apakah engkau mempunyai cita-cita lain ?” tanya wartawan lagi.
Muhammad menjawab, “Cita-citaku adalah aku ingin belajar bahasa Arab, dan menghafal Al Quran.”
“Apakah engkau berkeinginan belajar di negeri Islam ?” tanya wartawan
Maka dia menjawab dengan meyakinkan : “Tentu”
”Apakah engkau mendapati kesulitan dalam masalah makanan ? Bagaimana engkau menghindari daging babi ?”
Muhammad menjawab, ”Babi adalah hewan yang sangat kotor dan menjijikkan. Aku sangat heran, bagaimanakah mereka memakan dagingnya. Keluargaku mengetahui bahwa aku tidak memakan daging babi, oleh karena itu mereka tidak menghidangkannya untukku. Dan jika kami pergi ke restoran, maka aku kabarkan kepada mereka bahwa aku tidak memakan daging babi.”
”Apakah engkau sholat di sekolahan ?”
”Ya, aku telah membuat sebuah tempat rahasia di perpustakaan yang aku shalat di sana setiap hari” jawab Muhammad
Kemudian datanglah waktu shalat maghrib di tengah wawancara. Bocah itu langsung berkata kepada wartawan,”Apakah engkau mengijinkanku untuk mengumandangkan adzan ?”
Kemudian dia berdiri dan mengumandangkan adzan. Dan tanpa terasa, air mata mengalir di kedua mata sang wartawan ketika melihat dan mendengarkan bocah itu menyuarakan adzan.
Kisah bocah Amerika ini tidak lain adalah sebuah bukti yang membenarkan hadits tersebut di atas.

Sabtu, 27 Juli 2013

Kisah 25 Nabi dan Rosul

Assalamualaikum Wr.Wb

Sobat blogger di pagi hari yang cerah ini saya ingin menuliskan tentang Kisah 25 Nabi dan Rosul yang disebutkan dalam Al-Qur;an dan saya susun dalam berbagai sumber :)
Yang mana kita dianjurkan untuk menyakini sejarah2 Nabi dan Rosul, mengapa? agar kita dapat mengambil hikmah dan belajar dari sejarah2 beliau dan lebih memperdalam pengetahuan kita tentang Nabi dan Rosul. Yang mana telah ada di Rukun Iman yang ke-4 yaitu Iman kepada Rosul2 Allah. Jika kita ingin lebih khusu beriman kepada Rosul2 Allah kenapa tidak untuk mengetahui sejarah2 beliau? iya apa tidak sobat blogger?:)

Tapi sebelumnya saya ingin menjabarkan terlebih dahulu jumlah nabi seluruhnya. Dalam Hadist Sahih Riwayat AT-Turmuzy bahwa jumlah Nabi seluruhnya adalah 124.000 Nabi dan yang di angkat menjadi Rosul ada 132 Rosul. Sedangkan perbedaan Nabi dan Rosul adalah :
Nabi ialah laki-laki yang diberikan wahyu oleh ALLAH SWT tapi tidak berkewajiban untuk menyampaikannya kepada umat sedangkan Rosul ialah laki-laki yang diberi wahyu oleh ALLAH SWT dan wajib untuk menyampaikan kepada umat. 
Baiklah sobat Nabi yang pertama ialah:

1. Nabi Adam AS
Nabi Adam As adalah manusia pertama yang Allah ciptakan. Nabi Adam As diciptakan dari tanah lalu ditiupkanlah roh kepadanya. Allah menciptakan manusia kedua yaitu wanita dari tulang rusuk Nabi Adam As, Nabi Adam As pun menamakannya Hawa artinya "yang kurindukan".Hawa diciptakan oleh Allah SWT Tak lain untuk menemani Nabi Adam As, dan ALLAH pun menikahkan Nabi Adam As dengan Hawa dengan disaksikan oleh para malaikat.
Nabi Adam As dan Hawa pun diizinkan menetap disurga dan diizinkan menikmati segala isinya kecuali memakan buah Khuldi, Allah SWT berfirman "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)". Pohon tersebut tidak dapat dipastikan, sebab Al-Qur'an dan hadits tidak menerangkannya. Ada yang menamakan pohon khuldi sebagaimana tersebut dalam surat Thoha ayat 120, tapi itu nama yang diberikan oleh setan. Zalim artinya aniaya. Orang yang zalim ialah orang yang melakukan perbuatan aniaya, yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain.
  
Dan saat semua penghuni surga menyaksikan keagungan Allah hanya iblis(syetan) yang tidak mau mematuhi perintah Allah dan tak ingin bersujud, karena kesombongannya Allah pun mengeluarkan iblis dari syurga dan mengeluarkannya dari jajaran malaikat2, tetapi iblis pun tak menyesal dan akan tetap menggoda manusia agar membangkang perintah Allah. kejahatan iblispun pun membawa Adam dan Hawa pun telah melanggar apa yang telah diperintahkan Allah, Maka dari itu Adam dan Hawapun diberi hukum dengan diturunkannya mereka ke dunia. Allah SWT Berfirman "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, maka (ketahuilah ) barang siapa mengikuti petunjuk-Ku itu, dia tidak akan sesat dan tidak akan celaka". (QS. 20/Thoha: 123)".

Nah itu lah peristiwa diciptakannya manusia yang pertama. Nabi Adam As telah memberikan pelajaran kepada kita bahwa janganlah mudah tergoda pada bujuk rayu iblis (syetan).
Sebagaimana telah disebutkan :
Padahal Allah telah menegaskan agar kita senantiasa berlindung dari tipu daya setan, sehingga kita tidak terjerumus kedalam perangkapnya. Sebagaimana yang telah terjadi kepada Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa. (Q.S. Al-A'raf:27) - See more at: http://nurisfm.blogspot.com/2012/12/bisikan-setan.html#sthash.rCjEARi6.dpuf
Padahal Allah telah menegaskan agar kita senantiasa berlindung dari tipu daya setan, sehingga kita tidak terjerumus kedalam perangkapnya. Sebagaimana yang telah terjadi kepada Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa. (Q.S. Al-A'raf:27) - See more at: http://nurisfm.blogspot.com/2012/12/bisikan-setan.html#sthash.rCjEARi6.dpuf
Padahal Allah telah menegaskan agar kita senantiasa berlindung dari tipu daya setan, sehingga kita tidak terjerumus kedalam perangkapnya. Sebagaimana yang telah terjadi kepada Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa. (Q.S. Al-A'raf:27) - See more at: http://nurisfm.blogspot.com/2012/12/bisikan-setan.html#sthash.KPDRB9aB.dpuf
Padahal Allah telah menegaskan agar kita senantiasa berlindung dari tipu daya setan, sehingga kita tidak terjerumus kedalam perangkapnya. Sebagaimana yang telah terjadi kepada Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa. (Q.S. Al-A'raf:27) - See more at: http://nurisfm.blogspot.com/2012/12/bisikan-setan.html#sthash.KPDRB9aB.dpuf
"Padahal Allah telah menegaskan agar kita senantiasa berlindung dari tipu daya setan, sehingga kita tidak terjerumus kedalam perangkapnya. Sebagaimana yang telah terjadi kepada Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa". (Q.S. Al-A'raf:27).

Sobat blogger memang iblis itu bermulut manis menjebak kita agar terperosok kedalam rayu manisnya. Maka dengan itu kita bisa memproteksi diri kita dari bisikan syetan dengan banyak berdzikir setelah shalat atau sedang keadaan apapun dan perbanyak membaca doa dan memohon ampunan karena hanya itulah senjata terbesar kita untuk memepertebal keimanan agar dijauhkan dari bisikan syetan. Amin.

Sobat blogger semoga artikel ku kali ini membawa manfaat :)

Salam Ukhuwah islamiyah ;)
Assalamualaikum Wr.Wb 

Lanjut Ke Nabi Ke-2  ==> Kisah Nabi Idris A.s



Padahal Allah telah menegaskan agar kita senantiasa berlindung dari tipu daya setan, sehingga kita tidak terjerumus kedalam perangkapnya. Sebagaimana yang telah terjadi kepada Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa. (Q.S. Al-A'raf:27) -

Padahal Allah telah menegaskan agar kita senantiasa berlindung dari tipu daya setan, sehingga kita tidak terjerumus kedalam perangkapnya. Sebagaimana yang telah terjadi kepada Nabi Adam dan istrinya Siti Hawa. (Q.S. Al-A'raf:27) -